Sejarah Adalah Guru Kehidupan!!!

Sejarah Adalah Guru Kehidupan!!!

Sabtu, 27 Oktober 2012

Komando Pasukan Khusus TNI-AD

Logo kopassus.gif 


Dibentuk: 16 April 1952
Negara: Indonesia
Cabang: TNI-AD
Tipe: Pasukan Khusus
Spesialis: Anti-Teror
Moto: Berani, Benar, Berhasil
Komandan: Mayjen (Inf) Agus Sutomo


Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat ,Indonesia yang memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, serta berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan KOPASSUS tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh. Contoh operasi KOPASSUS yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.
Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.
Pada tanggal 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Ide pembentukan kesatuan komando ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Saat itu A.E. Kawilarang bersama Letkol Slamet Riyadi (Brigjen Anumerta) merasa kesulitan menghadapi pasukan komando RMS. A.E. Kawilarang bercita-cita untuk mendirikan pasukan komando yang dapat bergerak tangkas dan cepat.
Komandan pertama saat itu adalah Idjon Djanbi. Idjon Djanbi adalah mantan kapten KNIL Belanda kelahiran Kanada, yang memiliki nama asli Kapten Rokus Bernardus Visser. Pada tanggal 9 Februari 1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan langsung berada di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
 Pada tanggal 18 Maret 1953 Mabes ABRI mengambil alih dari komando Siliwangi dan kemudian mengubah namanya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD).
Tanggal 25 Juli 1955 organisasi KKAD ditingkatkan menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang tetap dipimpin oleh Mochamad Idjon Djanbi.
Tahun 1959 unsur-unsur tempur dipindahkan ke Cijantung, di timur Jakarta. Dan pada tahun 1959 itu pula Kepanjangan RPKAD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Saat itu organisasi militer itu telah dipimpin oleh Mayor Kaharuddin Nasution.
Pada saat operasi penumpasan DI/TII, komandan pertama, Mayor Idjon Djanbi terluka, dan akhirnya digantikan oleh Mayor RE Djailani.
 Pada tanggal 12 Desember 1966, RPKAD berubah pula menjadi Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD). Nama Puspassus AD ini hanya bertahan selama lima tahun. Sebenarnya hingga tahun 1963, RPKAD terdiri dari dua batalyon, yaitu batalyon 1 dan batalyon 2, kesemuanya bermarkas di Jakarta. Ketika, batalyon 1 dikerahkan ke Lumbis dan Long Bawan, saat konfrontasi dengan Malaysia, sedangkan batalyon 2 juga mengalami penderitaan juga di Kuching, Malaysia, maka komandan RPKAD saat itu, Letnan Kolonel Sarwo Edhie -karena kedekatannya dengan Panglima Angkatan Darat, Letnan Jenderal Ahmad Yani, mengusulkan 2 batalyon 'Banteng Raider' bentukan Ahmad Yani ketika memberantas DI/TII di Jawa Tengah di upgrade di Batujajar, Bandung menjadi Batalyon di RPKAD, masing-masing Batalyon 441"Banteng Raider III", Semarang ditahbiskan sebagai Batalyon 3 RPKAD di akhir tahun 1963. Menyusul kemudian Batalyon Lintas Udara 436 "Banteng Raider I", Magelang menjadi Batalyon 2 menggantikan batalyon 2 lama yang kekurangan tenaga di pertengahan 1965. Sedangkan Batalyon 454 "Banteng Raider II" tetap menjadi batalyon di bawah naungan Kodam Diponegoro. Batalyon ini kelak berpetualang di Jakarta dan terlibat tembak menembak dengan Batalyon 1 RPKAD di Hek.
Tanggal 17 Februari 1971, resimen tersebut kemudian diberi nama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).Dalam operasi di Timor Timur pasukan ini memainkan peran sejak awal. Mereka melakukan operasi khusus guna mendorong integrasi Timtim dengan Indonesia. Pada tanggal 7 Desember 1975, pasukan ini merupakan angkatan utama yang pertama ke Dili. Pasukan ini ditugaskan untuk mengamankan lapangan udara. Sementara Angkatan Laut dan Angkatan Udara mengamankan kota. Semenjak saat itu peran pasukan ini terus berlanjut dan membentuk sebagian dari kekuatan udara yang bergerak (mobile) untuk memburu tokoh Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato pada Desember 1978. Prestasi yang melambungkan nama Kopassandha adalah saat melakukan operasi pembebasan sandera yaitu para awak dan penumpang pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways yang dibajak oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok ekstremis Islam "Komando Jihad" yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, 28 Maret 1981. Pesawat yang tengah menerbangi rute Palembang-Medan itu sempat didaratkan di Penang, Malaysia dan akhirnya mendarat di Bandara Don Mueang, Bangkok. Di bawah pimpinan Letkol Sintong Panjaitan, pasukan Kopassandha mampu membebaskan seluruh sandera dan menembak mati semua pelaku pembajakan. Korban yang jatuh dari operasi ini adalah Capa (anumerta) Achmad Kirang yang meninggal tertembak pembajak serta pilot Kapten Herman Rante yang juga ditembak oleh pembajak. Imran bin Muhammad Zein ditangkap dalam peristiwa tersebut dan dijatuhi hukuman mati.Pada tahun 1992 menangkap penerus Lobato, Xanana Gusmao, yang bersembunyi di Dili bersama pendukungnya.
Dengan adanya reorganisasi di tubuh ABRI, sejak tanggal 26 Desember 1986, nama Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus yang lebih terkenal dengan nama Kopassus hingga kini.
ABRI selanjutnya melakukan penataan kembali terhadap grup di kesatuan Kopassus. Sehingga wadah kesatuan dan pendidikan digabungkan menjadi Grup 1, Grup 2, Grup 3/Pusdik Pasuss, serta Detasemen 81.
Sejak tanggal 25 Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari tiga Grup menjadi lima Grup.
  • Grup 1/Parakomando — berlokasi di Serang, Banten
  • Grup 2/Parakomando — berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
  • Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
  • Grup 4/Sandhi Yudha — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
  • Grup 5/Anti Teror — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus, ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi. Sebutan bagi pemimpin Kopassus juga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang berpangkat Brigjen menjadi Komandan Jendral (Danjen) Kopassus yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini.
Struktur organisasi Kopassus berbeda dengan satuan infanteri pada umumnya. Meski dari segi korps, para anggota Kopassus pada umumnya berasal dari Korps Infanteri, namun sesuai dengan sifatnya yang khusus, maka Kopassus menciptakan strukturnya sendiri, yang berbeda dengan satuan infanteri lainnya.
Kopassus sengaja untuk tidak terikat pada ukuran umum satuan infanteri, hal ini tampak pada satuan mereka yang disebut Grup. Penggunaan istilah Grup bertujuan agar satuan yang dimiliki mereka terhindar dari standar ukuran satuan infanteri pada umumnya (misalnya Brigade). Dengan satuan ini, Kopassus dapat fleksibel dalam menentukan jumlah personel, bisa lebih banyak dari ukuran brigade (sekitar 5000 personel), atau lebih sedikit.
Secara garis besar satuan dalam Kopassus dibagi dalam lima Grup, yaitu:
Kecuali Pusdikpassus, yang berfungsi sebagai pusat pendidikan, Grup-Grup lain memiliki fungsi operasional (tempur). Dengan demikian struktur Pusdikpassus berbeda dengan Grup-Grup lainnya. Masing-masing Grup (kecuali Pusdikpassus), dibagi lagi dalam batalyon, misalnya: Yon 11, 12 dan 13 (dari Grup 1), Yon 21, 22 dan 23 (dari Grup 2), Yon aksus, Yon ban (Sat-81).
Karena Kopassus merupakan pasukan khusus, maka dalam melaksanakan operasi tempur, jumlah personel yang terlibat relatif sedikit, tidak sebanyak jumlah personel infanteri biasa, dengan kata lain tidak menggunakan ukuran konvensional mulai dari peleton hingga batalyon. Kopassus jarang sekali (mungkin tidak pernah) melakukan operasi dengan melibatkan kekuatan satu batalyon sekaligus.






 

Baret Dalam Kestuan TNI-AD

Dalam post yang satu ini, admin mau ngepost tentang baret yang ada dalam tubuh TNI...banyak sekali warna baret yang ada dalam TNI, dan penggunaannya juga bermacam-macam....kita ulas inti dari post yang satu ini..

1. Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS)

Warna merah dengan Lambang Tribhuana Chandraca Satya Dharma

2. Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (KOSTRAD)

Warna hijau dengan lambang Cakra Sapta Agni (Tontaipur dan Yonif Linud, menggunakan wing)

3. Infanteri
 
Warna hijau dengan lambang Pussenif (kecuali di bebrapa kesatuan / brigade, menggunakan lambang masing-masing, conton Brigif 15 / Kujang, dengan lambang Kujang)

4. Kavaleri

Warna hitam dengan lambang Pussenkav

5. Artileri Pertahanan Udara (ARHANUD)

Warna coklat muda dengan lambang Pussenarhanud

6. Artileri Medan (ARMED)

baret coklat muda dengan warna Pussenarmed

7. Direktorat Zeni Angkatan Darat (DITZIAD)

Warna abu-abu dengan lambang Ditziad

8. Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (DITHUBAD)

Warna hijau dengan lambang (Dithubad)

9. Polisi Militer Angkatan Darat (POM AD)

Warna biru muda dengan lambang POM AD

10. Direktorat Pembekalan Angkutan (DITBEKANG)

Warna biru tua dengan lambang Ditbekang

11. Penerbang Angkatan Darat (PENERBAD)

Warna merah marun dengan lambang Penerbad / Kuda bersayap

12. Raider AD

Warna hijau dengan lambang Yon Raider dengan wing mobil udara (Mobud)

*Note: Jenderal berbintang satu - empat, harus menambahkan bintang nya disamping kanan lambang baret, bintang lima, disimpan di samping kanan secara melingkar.

Mengapa Pramuka, dan Resimen Mahasiswa (menwa) menekuk baretnya ke kanan seperti TNI? pada sejarahnya, Pramuka dulu menjadi pasukan cadangan atau pasukan lapis dua TNI, sedangkan menwa, dulu sering mengikuti operasi militer seperti di Timor-timur, dan Aceh...sedangkan baret yang tekukannya ke kiri yaitu Polisi militer, dan Polri...yaitu tugas nya menghakimi oknum masyarakat atau oknum TNI yang berbuat diluar ketentuan...Tetapi Pramuka dan Menwa tidak lagi dilibatkan dalam operasi militer, tetapi banyak yang masih bisa mendapat pendidikan militer, seperti survival, SAR, dan lain-lain..

Bagaimana dengan ormas yang memakai baret dengan lekukan yang sama dengan TNI dan loreng yang sama?? Hanya mereka yang tahu..

Siapakah Pasukan Dalam Tubuh TNI Yang Tertua?

Kali ini admin mau ngepost tentang pasukan khusus tertua yang ada dalam tubuh TNI? mungkin ada banyak yang bertanya tentang hal ini, dan mungkin banyak juga yang ga peduli...tapi banyak yang salah kaprah, atau banyak yang hanya asal nyebut aja...langsung aja ke pokok bahasan, check it out!!!

banyak sekali pasukan dalam tubuh TNI, maupun AD, AL, dan AU...bahkan disebut-sebut, TNI kita memiliki pasukan khusus terbanyak di dunia..dari mulai Tontaipur, Raider, Kopassus dalam tubuh AD...Taifib, Marinir, Rupanpur, Kopaska dalam tubuh AL...Paskhas dalam tubuh AU..itu baru sebagian saja...coba kita ulas satu-satu..Kopassus didirikan tanggal 16-April-1952, Marinir 15-November-1945, Paskhas 17-Oktober-1947...mereka semu masih tergolong usia muda sebenarnya...dan siapakah yang tertua? yaitu Direktorat Zeni Angkatan Darat atau "Ditziad"....pasti banyak yang bertanya siapakah pasukan ini, apa fungsi nya dalam tubuh TNI, dan kapan didirikannya....Ditziad merupakan salah satu badan pelaksana pusat atau balakpus di tingkat angkatan darat yang bertugas pokok membina dan menyelenggarakan fungsi Zeni dan Nubika TNI AD dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI AD. Zeni sebagai salah satu kecabangan di dalam TNI AD mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi teknis militer Zeni, baik di daerah pertempuran maupun daerah pangkalan, sehingga Satuan Zeni AD dapat diklasifikasikan sebagai satuan bantuan tempur dan satuan bantuan administrasi.
Zeni sendiri berasal dari bahasa belanda "genie" yang berarti pandai... Ditziad ikut berperan dalam pertempuran-pertempuran saat merebut Kemerdekaan Republik Indonesia, mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 saat agresi Belanda I dan II, dan penumpasan pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.
Pusdikzi TNI-AD SEJARAH SINGKAT. Berfungsi sebagai Penyelenggara pendidikan Zeni AD sudah memulai kiprahnya sejak tahun 1945 ( termasuk merupakan Korps tertua di jajaran TNI AD ), dengan dimulainya Sekolah Genie di Batujajar pada tanggal 2 Nopember 1945 oleh Achdiyat Soeparmadi. Sekolah Genie ini menggunakan pelatih dari eks sersan - sersan KNIL, adalah Kapten Adam untuk membentuk Batalyon Genie Pionir dengan para pelatih dan Siswa sebagai tenaga intinya. Sayang, akibat eskalasi peperangan semakin meningkat mengakibatkan situasi dan kondisi daerah tidak memungkinkan untuk mengembangkan Sekolah Genie tersebut, akhirnya sekolah Genie ini cuma berumur singkat. Kemudian pada tanggal 23 Februari 1946 didirikan Sekolah Kader Genie di Kleco,Surakarta mendidik 100 Siswa terdiri dari 10 orang Perwira, 32 Bintara dan 58 Tamtama. Kemudian Sekolah Kader Genie ini disempurnakan dan diubah namanya menjadi Sekolah Dasar Genie. Pada tanggal 15 April 1950 berlangsung serah terima antara Depot Genie Troepen KNIL kepada TNI AD, yang selanjutnya tanggal tersebut dijadikan " Hari jadi Pusdikzi " berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. 263. KSAD/ KPTS/ 1954 tanggal 27 september 1954. Kemudian berganti nama menjadi Depot Pasukan Genie dibawah Pimpinan Mayor Suratin Purwowikarto. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan organisasi TNI AD, maka melalui proses yang sangat panjang dari hari kelahirannya sampai sekarang, Pertumbuhan dan perkembangan Pusat Pendidikan Zeni tidak terlepas dari prakarsa para pejabat Komandan Pusdikzi yang telah mencurahkan fikiran, tenaga dan waktunya untuk kemajuan Pusdikzi dari masa ke masa. Bangunan Pusdikzi adalah merupakan peninggalan penjajah Belanda, yang terdiri dari gedung - gedung bergaya arsitektur Barat/ Eropa (art deco), dibangun pemerintah belanda sekitar tahun 1745 dan sampai sekarang diperkirakan berumur lebih dar 2,5 Abad. Maksud pemerintah Belanda membangun gedung ini adalah untuk menampung Pasukan Pengawal gedung Pemerintah ( Buitenzorg )sekarang Istana Bogor. gedung tersebut dipakai oleh pemerintah Belanda sampai Tahun 1942 dan setelah Jepang menyerah kalah terhadap sekutu pada akhir Perang Dunia II (1945) gedung tersebut diambil alih oleh Depot Genie Troepen ( KNIL ) semacam Pusat Pendidikan Zeni pasukan kolonial Belanda.
Pada saat Jepang berkuasa di Indonesia, Jepang mempergunakan gedung ini untuk mendidik prajurit - prajurit PETA. Adapun Perwira - Perwira lulusan Pendidikan Perwira PETA Bogor pernah menduduki jabatan penting di Pemerintahan antara lain :
-Jenderal Besar Sudirman ( Panglima APRI ), Jendral besar Soeharto ( Mantan Presiden RI ke 2 ), Jend. Anm Ahmad Yani ( Mantan Menteri/ Pangad ), Soepriyadi ( Mantan Menhankam Kabinaet I in absentia ), Jendral Basuki Rahmat ( Mantan Mendagri ), Bambang Soepeno ( Mantan KASAD ), Letjend Sarwo Edhie Wibowo ( Mantan Komandan Kopassus ), Jendral Umar Wirahadi Kusumah ( Mantan Wapres ), Jendral Soemitro ( Mantan Pangkopkamtib ), Jendral Poniman ( Mantan Menhankam ), Letjend Kemal Idris, Letjend Suparjo Rustam, Letjend GPH Djatikoesoemo ( Mantan KASAD, sesepuh Zeni, pejuang kemerdekaan, putra ke-23 dari Susuhunan Pakubuwono X Surakarta )dll. Sedangkan Jendral Try Soetrisno ( mantan Wapres ) merupakan lulusan setelah era PETA.
Dan ada lagi satu batalyon Zeni yang terdapat di kota Bandung, yakni batalyon zeni tempur 9/1 kostrad (yonzipur 9/1 kostrad), sebuah yon zeni tetapi dibawah organik Kostrad dan berbaret hijau kostrad, bukan baret abu-abu zeni..lokasinya di Ujung Berung.

 




Senin, 06 Februari 2012

Lomba Tingkat 2 (LT2) Bandung Wetan

SALAM PRAMUKA!!!

Pada hari pelaksanaan LT2 tingkat bandung wetan, kami dari pangkalan SMPN 44 Bandung mengirim 2 regu yaitu Regu putra (banteng bayangan) dan regu putri (matahari prima). Kami berangkat dari SMPN 44 dengan berjalan kaki mengingat lokasi sekolah kami dengan tempat pelaksanaan sangat dekat, yaitu SDPN Sabang. Pasti semua orang heran, mengapa lomba yang peserta nya terdiri dari 5 sekolah dan masing-masing sekolah mengirim 2 regu harus dilaksanakan di sebuah sekolah? Ya, itulah keunggulan dari LT2 Bandung Wetan, walaupun memilih tempat lomba di sebuah sekolah tapi sekolah tersebut mampu menampung banyak orang dengan lapangan yang sangat besar. Pada saat kami sudah sampai di SDPN Sabang, kami tidak langsung masuk, tetapi menunggu di luar sambil menunggu PINRU (pimpinan regu) kami mendaftar ulang. Dalam regu kami, bawaan saya termasuk yang paling berat. Karena saya membawa barang bawaan saya sendiri, tongkat dan bambu untuk membuat tandu P3K. Tapi itu semua tidak bisa mengalahkan semangat kami, apalagi bagi anggota baru yang kali pertama melaksanakan lomba. Sambil kami menunggu daftar ulang, kami melihat beberapa sekolah datang. Yaitu, SMPN 7 Bandung, SMPN 14 Bandung, SDN Yakeswa, dan tentu saja tuan rumah SDPN Sabang. Pada saat PINRU kami datang, saya sedikit tertawa karena melihat beberapa muka kawan saya pucat tegang. Dan kami mulai masuk ke teras SDPN Sabang yang lumayan luas. Disanalah Kami menjumpai wajah-wajah lawan kami. Tetapi tetap saja, lawan kami disana adalah kawan kami, karena Pramuka tidak pernah mengajarkan permusuhan. Setelah kami melepaskan ketegangan kami dengan menunggu di teras SDPN Sabang, akhirnya ketegangan pun muncul dengan cepat. Inilah giliran kami untuk masuk lapangan SDPN Sabang. Kami disuruh berbaris, melihatkan PBB dasar, dan variasi maju jalan. PBB dasar sudah kami lewatkan tanpa ada kesalahan, dan kami ditunjuk oleh kakak pelaksana lomba, dimana posisi tenda yang harus kami buat. Disinlah emosi saya mulai muncul. Mengapa saya tiba-tiba menjadi emosi? Karena saya melihat beberapa teman saya masih ada yang agak bersantai-santai, dan saya melihat tenda regu putri SMPN 44 pun belum jadi dengan alasan ada sedikit komponen tenda yang tidak ada. Waktu pun terkuras, dan allhamdulliah tenda regu kami (regu putra SMPN 44) pun sudah selesai, tetapi regu putri belum kunjung selesai. Lalu waktu pun habis dan kami semua penggalang yang beragama islam menunaikan sholat. Pada saat sholat saya pun terdiam sebentar memikirkan tenda regu putri yang katanya ada  beberapa kompenen yang hilang. Saya hanya bisa berdoa "ya Allah semoga semua nya berjalan lancar, amiin". Doa pendek saya pun mungkin didengar oleh Allah SWT, dan beberapa saat kemudian kakak pelaksana lomba pun mengijinkan regu putri SMPN 44 untuk mengganti dengan tenda cadangan. Alhamdullilah di hati semua anggota Pramuka SMPN 44 melihat tenda regu putri sudah selesai. Lalu upacara/apel pelaksanaan pun segera dimulai, dan pemimpin upacara pun diambil oleh PINRU SMPN 14. Kami istirahat sejenak setelah upacara/apel pelaksanaan sudah selesai. Lalu ada sedikit tes dari kakak pelaksana, salah satunya membuat semacam tempat jemuran/tempat menggantung barang yang harus dibuat dari tongkat yang diikatkan satu sama lain oleh tali tambang. Bagi kami disinilah kekompakkan kami diuji. Ada yang ditugaskan mengikat tali, menahan tongkat, mengambil tongkat, mengarahkan bagian mana yang harus diikatkan dan ditempatkan, dan menyiapkan tali serta memotong tali. Tugas saya adalah menyiapkan tali dan memotong tali. Disini saya melihat kekompakkan dari sekolah lain, dan cara mereka membuat jemuran/tempat menggantung itu. Dan pada saat waktu selesai, kakak penguji berkeliling untuk memeriksa dan menilai hasil yeng telah kami buat. Pada saat regu saya di periksa, kakak penguji bilang sudah bagus, tetapi tali nya masih kurang kuat. Walaupun kami diberikan komentar seperti itu tapi itu tidak membuat kami pasrah dan jatuh mental, tetapi memotivasi kami untuk meembuat yang lebih baik kedepannya. Pada saat waktu menjelang sore, kami penggalang yang beragama islam menunaikan sholat ashar. Disini kami melihat ciri khas dari pangkalan SMPN 14. Setiap kali mereka ingin pergi kemanapun mereka menunjukkan kekompakkan mereka dengan variasi maju jalannya. "HADAP KANAN DUA KALI JALAN DITEMPAT DRAGON MAJU, JALAN!!!". Itu untuk regu Dragon yaitu regu putra nya, dan putri nya sama saja hanya diganti dengan sebutan "Jasmine" bukan Dragon. Pada saat selesai sholat kami terus melakukan lomba demi lomba dan diguyur hujan deras. Dan lomba terakhir pada malam hari yaitu lomba pentas seni. Regu kami menampilkan variasi pukul tongkat Banteng Bayangan, dan regu putri nya senam demi matahari, yang bisa dipakai pada saat pembiasaan di SMPN 44. Dan hal yang membuat semua orang tertawa adlah pada saat menampilkan yel-yel. Yel-yel regu kami dpimpin oleh saya, dengan menampilkan tepuk semangat ala Pramuka SMPN 44, dan Cicilalang yang dipopulerkan oleh komedian Sule. Lalu kami kembali ke tenda masing-masing dan mempersiapkan tenaga untuk lomba di hari esok. Lalu pada saat pagi setelah semua sholat Shubuh semua PINRU dari tiap-tiap pangkalan di kumpulkan untuk dikasih instruksi. Pada saat hari menjelang siang kami bergabung dengan regu jasmine SMPN14, regu putra SDN Yakeswa. Kami mengelilinggi Bandung wetan yang jarak nya jauh. Lomba yang pertama kali kami lakukan adalah, membuat tandu, dan P3K. Dan Allhamdullilah, tandu dan P3K kami hampir sempurna. Lalu ditempat yang sama, kami membuat tenda dan bivak. Saya di tugaskan membuat bivak dengan PINRU regu saya Kak Jordy, dan Josua. Kami membuat bivak dengan baik dan kurang lebih hanya memakan waktu 4 menit. Bivak kami hampir sempurna, hanya karena berlawanan dengan arah mata angin. Laalu perjalanan kami lanjutkan, dengan lomba selanjutnya adalah mengukur koordinat dengan kompas yang jarak nya jauh. Cuaca saat itu sangat panas, dan perbekalan yang kami bawa  hanya air minum bekas rebusan mie yang sudah menguning dan air tersebut bersumber dari air kran masjid. Terdengar sngat asing, tapi itu semua tidak mematahkan semangat kami! Kami lanjutkan perjalanan, dan sampai di pos terakhir, yaitu tes KIM (kemampuan indera manusia), dan PBB. Cuaca disana sudah agak mendung tapi tetap perjalanan masih sangat jauh. Pada saat diperjalanan ada salah satu anggota dari regu putri SMPN 14 yang terjatuh. Awalnya saya bingung mengapa perjalanan tiba-tiba terhenti. Lalu langsung saya berlari ke tempat paling depan, ternyata ada salah satu peserta yang terjatuh. Untung saja perserta tersebut tidak mengalami luka yang berat. Kami lanjutkan perjalanan dengan penuh lelah. Lalu kami pun sampai SDPN Sabang. Kami kaget melihat tenda Pangkalan SMPN 7 dan SMPN 44 rata dengan tanah. Ternyata, tenda kami rubuh akibat angin yang kencang. Kami pun segera membereskan tenda kami dan sedikit merapihkan tenda SMPN 7 yang belum datang. Oh iya, loba yang kami lakukan tadi adalah wide games/pos-posan. Pada saat semua peserta sudah datang, masih ada lomba yang harus dilaksanakan, yaitu mebuat hasta karya dan membuat jajanan pasar. Setelah semua lomba benar-benar sudah dilaksanakan, inilah saat yang kami tunggu-tunggu, yaitu hasil lomba. Regu Banteng Bayangan dan Matahari Prima SMPN 44 mendapat kategori CUKUP, Regu putra dan putri SMPN 7 mendapat kategori BAIK, dan juara umum regu putra dan putri SMPN 14 mendapat jura umum dengan kategori SANGAT BAIK.Walaupun kami tidak mendapat juara umumtetapi inilah target kami sejak awal, yaitu mendapat pengalaman, dan mendapat kawan. Semoga lawan-lawan kami kemarin tidak benar-benar menganggap kami sebagai musuh tetapi sebagai teman, dan tidak ada dendam diantara kita.

SALAM PRAMUKA!!!

*Menurut informasi regu putra dan putri pangkalan SMPN 14 Bandung telah mewakili Jawa Barat dalam LT5.

Foto-foto:


PBB dasar pada saat pertama kali memasuki SDPN Sabang. Saya ditengah yang mebawa bambu panjang yang ada bambu kecilnya.


 PINRU regu putri SMPN 44 (matahari prima).


Regu putri SMPN 44 saat membuat tempat menggantungkan barang dari tongkat.


Regu putra SMPN 7 yang akrab dengan regu kami pada saat LT2.

    
Regu Putra SMPN 14.
 
 
 Regu Putra SMPN 44 paling ujung dekat tenda.
 

regu putra SMPN 44 saat mengerjakan soal. Saya yang paling kanan yang ada badge regu.

 
Pada saat variasi tongkat.
   

Jumat, 13 Januari 2012

Latihan Gabungan KOSTRAD Indonesia Dan RANGER Malaysia

Penulis ada tahun 1992, saat berpangkat perwira menengah mendapat tugas dalam sebuah Satuan Tugas Udara (Satgasud) sebagai perwira intelijen dalam Latihan Bersama antara TNI dengan Tentera Darat Malaysia. Sebagai home base pasukan TNI ditetapkan di Pangkalan TNI AU Medan (Pangkalan Aju) dan Pulada (Pusat Latihan Tempur Tentera Darat Malaysia) di Johor Bahru. Saat geladi Posko, personil Satgasud serta Kelompok Komando Batalyon 328 Kostrad bersama Kelompok Ranger Tentera Darat Malaysia berkumpul bersama di Pulada. Dari TNI AD, pimpinan komando dibawah kendali Letkol TNI Prabowo Subijanto. Satgasud dan Pokdo Kostrad mengikuti briefing dan persiapan penerjunan dan penyerangan di Pulada dari Kelompok Komando Tentera Darat Malaysia. Skenario latihan, Satgasud TNI AU mendapat tugas untuk menerjunkan batalyon 328 disebuah DZ (dropping zone) yang telah ditetapkan, dimana Pasukan Ranger Malaysia juga akan diterjunkan ditempat yang sama dengan pesawat Tentera Udara Diraja Malaysia. Setelah mendarat maka kedua pasukan masing-masing bergerak menuju kesasaran tertentu, bertanding kecepatan untuk melakukan penyerangan. Sasaran dikatakan markas musuh yang diperkuat dengan tank. Saat di Pulada, penulis yang bertanggung jawab memberikan informasi intelijen tentang DZ, baik cuaca, medan, koordinat, elevasi, arah angin, kondisi serta panjang DZ, dan musuh, berdiskusi dengan Letkol Prabowo dan staf intel batalyon. Karena yang menentukan DZ dari Malaysia, penulis sangat mewaspadai dan ragu tentang kondisi DZ yang mereka sebutkan panjangnya 4,5 km. Prabowo juga agak mengkhawatirkan, karena pihak TNI sama-sama buta terhadap kondisi DZ, tidak diijinkan meninjau. Pesan Letkol Prabowo saat itu, mohon dalam menerjunkan pasukan benar-benar dihitung agar pasukannya selamat dan tidak jatuh korban. Jatuhnya korban dalam latihan antar negara jelas akan mencemarkan nama baik.
Pada hari H-1, Satgasud bergeser ke Lanud Medan untuk persiapan penerjunan. Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB sesuai skenario, diberangkatkan satu tim Dalpur (Pengendali Tempur dari Den Bravo, Paskhasau), dengan pesawat F-27, diterjunkan ke DZ di daerah Johor Bahru. Penulis yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi DZ, menekankan kepada Dalpur agar melaporkan DZ setelah mendarat. Yang agak dikhawatirkan adalah gagalnya hubungan komunikasi. Alhamdulillah komunikasi lancar, dari laporan Dalpur, ternyata benar kecurigaan semula, panjang DZ yang dikatakan Kolat (komando Latihan) Malaysia sepanjang 4,5 km ternyata panjangnya hanya 1,5 km. Kemudian tidak pernah disebutkan data adanya rawa-rawa dimana terdapat potongan pohon yang mirip tombak.
Dari laporan intelijen tersebut, di lakukan perubahan skenario penerjunan. Penulis menyarankan ke Dan Satgasud agar pasukan tidak diterjunkan dalam satu “run” (satu kali) tetapi disesuaikan dengan tanda tutup penerjunan yang dipasang oleh Dalpur. Karena ini latihan, kesepakatan antara Satgas kedua negara akan kita langgar demi keselamatan pasukan. Toh ini bukan perang, pikir penulis saat itu. Kalau kondisi pertempuran sebenarnya, untuk menghindari jatuhnya korban pesawat tertembak senjata penangkis serangan udara, tanpa kompromi penerjunan tetap harus dilakukan dalam satu run. Pada jam lima pagi hari, lima Hercules TNI AU “airborne” dari Lanud Medan menuju ke DZ di Johor, mengangkut pasukan Yon-328. Penerjunan disaksikan oleh Deputy Operasi Kasau di sasaran. Pada saat penerjunan pasukan, tiga Herky (Hercules) long body terpaksa menerjunkan dalam tiga run, dua Herky dalam dua run. Setelah pasukan mendarat, Alhamdulillah, Satgasud mendapat laporan semua anggota yang diterjunkan selamat. Ternyata AU Malaysia juga tidak melakukan penerjunan dalam satu “run” seperti rencana saat geladi, mereka melakukan dalam dua run.
Dikisahkan, pasukan Yon-328 dalam menuju sasaran rutenya berbeda dengan pasukan Ranger Malaysia, pasukan kita diarahkan rute sulit melalui pegunungan, sementara Ranger medannya relatif rata. Yang tidak mereka ketahui ternyata digunung itu banyak penduduk Indonesia asal Jawa, sehingga mereka justru menjadi pandu pasukan TNI. Akhirul cerita, pasukan TNI ternyata lebih cepat sampai di sasaran dan mampu menemukan dan melumpuhkan Tank yang ternyata juga dipendam. Itulah keampuhan fisik anggota Yon-328 dan kerjasama dengan penduduk.
Keberhasilan penerjunan dan penyerangan ternyata berbuntut panjang, seluruh pejabat Satgasud mendapat teguran Deputy Operasi, karena menerjunkan tidak sesuai dengan rencana semula. Kamipun menjelaskan, AU Malaysia juga menerjunkan tidak dengan satu run. Dapat dibayangkan apabila informasi terakhir dari Dalpur tidak masuk, keputusan yang diambil Komandan Satgasud salah, maka dua pertiga pasukan kita diperkirakan akan jatuh kedalam rawa bertombak tadi, entah berapa korban akan jatuh dari pasukan kebanggaan kita itu. Yang jelas dalam latposko, tentera Malaysia itu tidak jujur, menyembunyikan dan menyesatkan data yang sebenarnya. Alhamdulillah, Allah Swt masih melindungi Satgasud dan anggota Yon-328.
Nah, pelajaran apa yang didapat dari kisah diatas?. Kesimpulannya adalah, kita memang harus lebih berhati-hati apabila berhubungan dengan Malaysia, dalam latihan bersama saja mereka menyesatkan data. Rupanya tetap saja ada rasa persaingan mereka, kecemburuan, kurang jujur dan selalu ada upaya memanfaatkan. Kasus klaim budaya adalah contoh jelas agar kita harus lebih waspada, kasus Sipadan Ligitan adalah bukti bahwa kita dikalahkan mereka di forum internasional, kasus Ambalat yang mereka serempet-serempet membuat kita tidak suka, belum lagi kasus-kasus TKI yang diperlakukan semena-mena. Dan kita makin dibuat kesal karena dua tokoh teroris yang mengacak-acak kita juga berasal dari Malaysia. Disinilah semestinya kita mengadakan introspeksi, apa mereka yang terlalu pintar atau kita yang tidak pandai?.
Malaysia selalu memandang Indonesia sebagai rival yang paling menakutkan baik dari segi politis, militer dan geografis, yang dianggap memelihara pasukan besar diperbatasan. Mereka melakukan hal yang lebih. Dari empat Divisi Tentera Daratnya, yang masing-masing Divisi terdiri dari dua Brigade, dua dari empat divisi tersebut ditempatkan disekitar teluk Malaya, sementara Divisi ke-3 bertugas untuk mempertahankan wilayah Kalimantan Utara. Hanya Divisi ke-4 yang bertugas mempertahankan sekitar wilayah Brunei. Itu artinya Malaysia selalu bersiap dan memandang Indonesia sebagai ancaman.
Indonesia negara yang cinta damai, tidak memandang Malaysia sebagai ancaman, sebagai pengganggu mungkin iya. Oleh karena itu, dengan sudah turun gelanggangnya Bapak Presiden, kita semua wajib juga memikirkan dengan cermat tentang Malaysia ini, agar kita tidak kecolongan lagi. Kalau tidak mau diakali dan dibodohi Malaysia, ya kita harus lebih pintar dari mereka, berbuatlah, jangan hanya marah-marah saja. Begitu bukan?.









 KOSTRAD INDONESIA
                  VS.
RANGER MALAYSIA







 Mana yang terbaik? Anda yang membuktikan!








  

Rabu, 11 Januari 2012

Senapan Mesin Legendaris M60

           M60 adalah senapan mesin sedang yang mempunyai pilihan tembakan otomatis, dan M60 memakai sabuk peluru 100 peluru, dan 200 peluru. Popor belakang M60 di desain berdasarkan popor senapan mesin Nazi jerman buatan tahun 1942 yaitu MG42. Rancangan pertama sebelum di buat M60 adalah T44. Senapan mesin T44 banyak sekali kemiripan dengan MG42. M60 sudah banyak dipakai oleh negara-negara  NATO maupun tidak. Seperti Indonesia juga memakai M60. Dan gerakan pembebasan Moro yaitu MILF juga banyak anggotanya yang menggunakan M60 dan selalu terlihat pada saat mereka sedang bejaga, latihan perang, bahkan perang, M60 sangat berperan penting. Pada saat Perang Vietnam berlangsung, M60 sangat diperhitungkan keberadaannya. Karena kaliber 7,62 x 51 mm M60 sangat baik untuk menahan serangan pasukan tentara Vietnam, dan M60 memiliki firepower paling besar dalam suatu regu atau kompi yang sedang bertempur di medan tempur Vietnam. Karena terlau sulit untuk membawa M2 Browning dan tidak mungkin memakai senapan lama yaitu Browning Automatic Rifle (B.A.R), maka posisi M60 pada waktu itu sangat diperhitungkan keberadaannya. Walaupun pada masa Perang Vietnam untuk menembakan M60 harus dengan dua orang, tetapi M60 membuktikan kehandalannya lewat akurasi yang lumayan bagus, damage yang baik, dan kecepatan pelurunya yang efektif pada saat melawan tentara Vietnam.

Spesifikasi Tentang Senapan Mesin M60.

Tipe: Senapan Mesin Sedang
Negara Asal: Amerika Serikat
Pemakaian: 1957-Sekarang
Pabrikan: Saco Defense, U.S Ordnance
Harga Unit: $6.000
Berat: 10,5 Kg
Panjang: 1.105 mm
Kaliber: 7,62 x 51 mm NATO
Rate Of Fire: 500-650 rpm
Jarak Efektif: 1.100 m
Varian: M60 E1, M60 E2, M60 E3, M60 E4, Mk 43 Mod 0



Kompetisi Menembak Di Amerika Serikat Dengan M60




U.S Army Sedang Mengoperasikan M60 Saat Perang Vietnam



M60 Diatas Tank




Tentara Sedang Mengoperasikan M60 Di Medan Tempur Gurun



M60 Diatas kapal Tempur Amerika Serikat




Tentara Mengoperasikan M60 dengan Kamuflase


USAF Sedang Mengoperasikan M60




Marinir Korea Dengan M60


Tentara MILF dengan M60


Senapan Mesin Percobaan Pertama Yaitu T44
Yang Banyak Mengambil Desain MG42 dan FG 42 (MaschinenGewehr 1942 & FallschrimGewehr 1942).
Dan Biasa Disebut "Experimental Machine Gun".









Syarat Menjadi Perwira TNI-AD Melalui AKMIL



Pintu Gerbang AKMIL


  1. Warga Negara Republik Indonesia Pria, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945 serta bukan prajurit TNI/anggota Polri dan PNS.
  2. Berumur sekurang-kurangnya 17 tahun 9 bulan dan setinggi tingginya 22 tahun pada saat pembukaan pendidikan tanggal 1 Agustus 2011.
  3. Berkelakuan baik disertai dengan SKCK dari Polres setempat dan tidak kehilangan hak menjadi Prajurit TNI, berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
  4. Berbadan sehat (jasmani dan rohani) dan bebas narkoba.
  5. Berijazah SMA/MA program IPA atau yang setara, dengan ketentuan NEM/NUAN sebagai berikut :
    a) Lulusan tahun ---- s.d ----. Lulus Ujian Nasional dengan nilai rata-rata tidak kurang dari 6,5 (dari 10 mata pelajaran) Bagi calon yang menggunakan kacamatan/lensa kontak dengan ukuran maksimal 1 Dioptri, nilai rata-rata tidak kurang dari 7,5.
    b) Lulusan tahun ---- akan ditentukan kemudian.
    Tes Penerimaan AKMIL
  6. Belum pernah nikah dan sanggup tidak nikah selama dalam pendidikan.
  7. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 167 Cm serta memiliki berat badan seimbang menurut ketentuan yang berlaku.
  8. Bersedia mentaati peraturan bebas KKN baik langsung maupun tidak langsung dan apabila terbukti secara hukum melanggar sebagaimana yang dimaksud maka bersedia dinyatakan tidak lulus dan atau dikeluarkan dari Dikma jika pelanggaran tersebut diketemukan dikemudian hari pada saat mengikuti dikma.
  9. Sanggup melaksanakan Ikatan Dinas Pertama (IDP) sekurang-kurangnya 10 tahun dihitung mulai saat dilantik menjadi Letda dan bersedia ditempatkan di mana saja, diseluruh wilayah Republik Indonesia.
  10. Harus ada surat persetujuan dari orang tua/wali. Bagi calon yang menggunakan wali agar diisi keterangan sesuai dengan yang menjadi wali yaitu : Bapak tiri/kakak/Paman/Bibi dengan meneliti KTP orang tua/Wali (sesuai Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Skep/57/II/2003 tanggal 24 Februari 2003).
  11. Harus mengikuti dan lulus pemeriksaan/pengujian yang meliputi:  
    11.1. Administrasi
    11.2. Kesehatan.
    11.3. Jasmani
    11.4. Wawancara.
    11.5. Psikologi.
    11.6. Akademik.
  12. Persyaratan lain :
    a. Tidak bertato/bekas tato dan tidak ditindik/bekas ditindik telinganya atau anggota badan lainnya, kecuali karena ketentuan agama/adat.
    b. Bagi yang memperoleh ijazah dari negara lain, harus mendapat pengesahan dari Depdiknas.
    c. Bersedia mentaati peraturan bebas KKN baik langsung maupun tidak langsung dan apabila terbukti secara hukum melanggar sebagaimana yang dimaksud maka bersedia dinyatakan tidak lulus dan atau dikeluarkan dari Dikma jika pelanggaran tersebut diketemukan dikemudian hari pada saat mengikuti pendidikan pertama.
  13. Cara pendaftaran. Calon datang sendiri ke tempat pendaftaran dengan menunjukkan dokumen asli dan menyerahkan foto copy :
    a. Kartu kewarganegaraan (bagi keturunan WNA)
    b. Akte kelahiran/surat kenal lahir.
    c. KTP calon dan KTP orang tua/wali
    d. Kartu Keluarga (KK)
    e. Pas Foto hitam putih terbaru ukuran 4×6 cm sebanyak 10 buah
    f. SKCK dari Polres setempat.
    g. STTB SD, SMP/MTs dan SMA/MA berikut DANEM/NUAN.
  14. Bagi calon kelas III SMA :
    1) Melampirkan raport kelas I s/d III semester 1.
    2) Melampirkan surat keterangan dari Kepala Sekolah bahwa calon tersebut terdaftar sebagai peserta UAN
 Tempat Pendaftaran:
- Ajen KODAM
- Ajen KOREM
- KODIM

SUMBAGUT (KODAM I/BB) :
  • Sub Panda Medan Ajendam I/BB Jl. Singgasana No.1 Medan
  • Sub Panda Padang Ajenrem 032/WBR Jl. Sudirman No.29 Padang
  • Sub Panda Pekan Baru Ajenrem 031/WB Jl. Perwira Pekan Baru
  • Sub Panda Sibolga Ajenrem 023/KS Jl. Datuk Itam No.1 Sibolga
SUMBAGSEL (KODAM II/SWJ) :
  • Sub Panda Palembang Ajendam II/SWJ Jl. Urip Sumohardjo Palembang
  • Sub Panda Jambi Ajenrem 042/Gapu Jl. Urip Sumohardjo Jambi
  • Sub Panda Bengkulu Ajenrem 041/Gamas Jl. Pembangunan Bengkulu
  • Sub Panda Lampung Ajenrem 043/Gatam Jl. Teuku Umar Bandar Lampung
JAWA BARAT (KODAM III/SLW) :
  • Sub Panda Bandung Ajendam III/SLW Jl. Boscha Bandung
  • Sub Panda Cirebon Ajenrem 063/SGJ Jl. Brigjen Darsono Cirebon
  • Sub Panda Serang Ajenrem 064/MY Jl. Maulana Yusuf No.9 Serang
  • Sub Panda Garut Ajenrem 062/TN Jl. Barata Yudha No.65 Garut
  • Sub Panda Bogor Ajenrem 061/SK Jl. Merdeka No.64 Bogor
JATENG DAN DIY (KODAM IV/DIP) :
  • Sub Panda Semarang Ajendam IV/DIP Jl. Watugong + SMA Taruna Nusantara Semarang
  • Sub Panda Purwokerto Ajenrem 071/WK Jl. Jend. Gatot Subroto Purwokerto
  • Sub Panda Yogyakarta Ajenrem 072/PMK Jl. Reksobayan No.4 Yogyakarta
  • Sub Panda Solo Ajenrem 074/WRT Jl. Slamet Riadi No.550 Solo
JAWA TIMUR (KODAM V/BRW) :
  • Sub Panda Surabaya Ajenrem 084/BJ Jl. Krembangan Barat Surabaya
  • Sub Panda Malang Ajendam V/BRW Jl. Belakang RSUD No.1 Malang
  • Sub Panda Madiun Ajenrem 081/DSJ Jl. Pahlawan No.50 Madiun
  • Sub Panda Mojokerto Ajenrem 082/CPYJ Jl. Gajah Mada No.4 Mojokerto
KALIMANTAN (KODAM VI/TPR) :
  • Sub Panda Balikpapan Ajendam VI/TPR Jl. Jend. Sudirman Balikpapan
  • Sub Panda Banjarmasin Ajenrem 101/ANT Jl. S. Parman No.7 Banjarmasin
  • Sub Panda Palangkaraya Ajenrem 102/PJ Jl.Imam Bonjol No.5 Palangkaraya
  • Sub Panda Pontianak Ajenrem121/ABW Jl. Adi Sucipto KM.6 Sui Raya, Pontianak
SULAWESI (KODAM VII/WRB) :
  • Sub Panda Makasar Ajendam VII/WRB Jl. Garuda No.2 Makasar
  • Sub Panda Menado Ajenrem 131/STG Jl. Jend. A. Yani Menado
  • Sub Panda Palu Ajenrem 132/TDL Jl. Jend. Sudirman No.25 Palu
  • Sub Panda Kendari Ajenrem 143/HO Jl. Drs. Abdul Silondae 41Kendari
BALI DAN NUSA TENGGARA (KODAM IX/UDY) :
  • Sub Panda Bali Ajendam IX/UDY Jl. PB. Sudirman Denpasar
  • Sub Panda NTB Ajenrem 162/WB Jl. Malomba Mataram
  • Sub Panda NTT Ajenrem 161/WSI Jl. Tompelo No.2 Kupang
MALUKU (KODAM XVI/PTM) :
  • Sub Panda Ambon Ajendam XVI/PTM Jl. Ahmad Yani No.1 Ambon
  • Sub Panda Ternate Makorem 152/Baabullah Jl. A.M. Komarudin Ternate
PAPUA (KODAM XVII/Cenderawasih) :
  • Sub Panda Jayapura Ajendam XVII/CEN Jl. Diponegoro Jayapura
  • Sub Panda Biak Ajenrem 173/PWB Jl. Majapahit Biak
  • Sub Panda Sorong Ajenrem 171/PVT Jl. Pramuka I Sorong
  • Sub Panda Merauke Ajenrem 174/AVT Jl. Raya Mandala Merauke
JAKARTA (KODAM JAYA) :
  • Panda Jakarta AjendamJaya Jl. Mayjen Sutoyo Jakarta Timur
NAD (KODAM IM) :
  • Panda Banda Aceh Ajendam IM Jl. Achmad Yani Banda Aceh




Sabtu, 07 Januari 2012

Hymne Satya Dharma

Hymne Satya Dharma 


Kami pramuka indonesia

manusia pancasila

satyaku kudarmakan

darmaku kubaktikan

agar jaya indonesia

indonesia tanah airku

kami jadi pandumu


baden powell