Sejarah Adalah Guru Kehidupan!!!

Sejarah Adalah Guru Kehidupan!!!

Sabtu, 27 Oktober 2012

Komando Pasukan Khusus TNI-AD

Logo kopassus.gif 


Dibentuk: 16 April 1952
Negara: Indonesia
Cabang: TNI-AD
Tipe: Pasukan Khusus
Spesialis: Anti-Teror
Moto: Berani, Benar, Berhasil
Komandan: Mayjen (Inf) Agus Sutomo


Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat ,Indonesia yang memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, serta berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan KOPASSUS tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh. Contoh operasi KOPASSUS yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.
Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.
Pada tanggal 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Ide pembentukan kesatuan komando ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Saat itu A.E. Kawilarang bersama Letkol Slamet Riyadi (Brigjen Anumerta) merasa kesulitan menghadapi pasukan komando RMS. A.E. Kawilarang bercita-cita untuk mendirikan pasukan komando yang dapat bergerak tangkas dan cepat.
Komandan pertama saat itu adalah Idjon Djanbi. Idjon Djanbi adalah mantan kapten KNIL Belanda kelahiran Kanada, yang memiliki nama asli Kapten Rokus Bernardus Visser. Pada tanggal 9 Februari 1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan langsung berada di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
 Pada tanggal 18 Maret 1953 Mabes ABRI mengambil alih dari komando Siliwangi dan kemudian mengubah namanya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD).
Tanggal 25 Juli 1955 organisasi KKAD ditingkatkan menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang tetap dipimpin oleh Mochamad Idjon Djanbi.
Tahun 1959 unsur-unsur tempur dipindahkan ke Cijantung, di timur Jakarta. Dan pada tahun 1959 itu pula Kepanjangan RPKAD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Saat itu organisasi militer itu telah dipimpin oleh Mayor Kaharuddin Nasution.
Pada saat operasi penumpasan DI/TII, komandan pertama, Mayor Idjon Djanbi terluka, dan akhirnya digantikan oleh Mayor RE Djailani.
 Pada tanggal 12 Desember 1966, RPKAD berubah pula menjadi Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD). Nama Puspassus AD ini hanya bertahan selama lima tahun. Sebenarnya hingga tahun 1963, RPKAD terdiri dari dua batalyon, yaitu batalyon 1 dan batalyon 2, kesemuanya bermarkas di Jakarta. Ketika, batalyon 1 dikerahkan ke Lumbis dan Long Bawan, saat konfrontasi dengan Malaysia, sedangkan batalyon 2 juga mengalami penderitaan juga di Kuching, Malaysia, maka komandan RPKAD saat itu, Letnan Kolonel Sarwo Edhie -karena kedekatannya dengan Panglima Angkatan Darat, Letnan Jenderal Ahmad Yani, mengusulkan 2 batalyon 'Banteng Raider' bentukan Ahmad Yani ketika memberantas DI/TII di Jawa Tengah di upgrade di Batujajar, Bandung menjadi Batalyon di RPKAD, masing-masing Batalyon 441"Banteng Raider III", Semarang ditahbiskan sebagai Batalyon 3 RPKAD di akhir tahun 1963. Menyusul kemudian Batalyon Lintas Udara 436 "Banteng Raider I", Magelang menjadi Batalyon 2 menggantikan batalyon 2 lama yang kekurangan tenaga di pertengahan 1965. Sedangkan Batalyon 454 "Banteng Raider II" tetap menjadi batalyon di bawah naungan Kodam Diponegoro. Batalyon ini kelak berpetualang di Jakarta dan terlibat tembak menembak dengan Batalyon 1 RPKAD di Hek.
Tanggal 17 Februari 1971, resimen tersebut kemudian diberi nama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).Dalam operasi di Timor Timur pasukan ini memainkan peran sejak awal. Mereka melakukan operasi khusus guna mendorong integrasi Timtim dengan Indonesia. Pada tanggal 7 Desember 1975, pasukan ini merupakan angkatan utama yang pertama ke Dili. Pasukan ini ditugaskan untuk mengamankan lapangan udara. Sementara Angkatan Laut dan Angkatan Udara mengamankan kota. Semenjak saat itu peran pasukan ini terus berlanjut dan membentuk sebagian dari kekuatan udara yang bergerak (mobile) untuk memburu tokoh Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato pada Desember 1978. Prestasi yang melambungkan nama Kopassandha adalah saat melakukan operasi pembebasan sandera yaitu para awak dan penumpang pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways yang dibajak oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok ekstremis Islam "Komando Jihad" yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, 28 Maret 1981. Pesawat yang tengah menerbangi rute Palembang-Medan itu sempat didaratkan di Penang, Malaysia dan akhirnya mendarat di Bandara Don Mueang, Bangkok. Di bawah pimpinan Letkol Sintong Panjaitan, pasukan Kopassandha mampu membebaskan seluruh sandera dan menembak mati semua pelaku pembajakan. Korban yang jatuh dari operasi ini adalah Capa (anumerta) Achmad Kirang yang meninggal tertembak pembajak serta pilot Kapten Herman Rante yang juga ditembak oleh pembajak. Imran bin Muhammad Zein ditangkap dalam peristiwa tersebut dan dijatuhi hukuman mati.Pada tahun 1992 menangkap penerus Lobato, Xanana Gusmao, yang bersembunyi di Dili bersama pendukungnya.
Dengan adanya reorganisasi di tubuh ABRI, sejak tanggal 26 Desember 1986, nama Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus yang lebih terkenal dengan nama Kopassus hingga kini.
ABRI selanjutnya melakukan penataan kembali terhadap grup di kesatuan Kopassus. Sehingga wadah kesatuan dan pendidikan digabungkan menjadi Grup 1, Grup 2, Grup 3/Pusdik Pasuss, serta Detasemen 81.
Sejak tanggal 25 Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari tiga Grup menjadi lima Grup.
  • Grup 1/Parakomando — berlokasi di Serang, Banten
  • Grup 2/Parakomando — berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
  • Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
  • Grup 4/Sandhi Yudha — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
  • Grup 5/Anti Teror — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus, ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi. Sebutan bagi pemimpin Kopassus juga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang berpangkat Brigjen menjadi Komandan Jendral (Danjen) Kopassus yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini.
Struktur organisasi Kopassus berbeda dengan satuan infanteri pada umumnya. Meski dari segi korps, para anggota Kopassus pada umumnya berasal dari Korps Infanteri, namun sesuai dengan sifatnya yang khusus, maka Kopassus menciptakan strukturnya sendiri, yang berbeda dengan satuan infanteri lainnya.
Kopassus sengaja untuk tidak terikat pada ukuran umum satuan infanteri, hal ini tampak pada satuan mereka yang disebut Grup. Penggunaan istilah Grup bertujuan agar satuan yang dimiliki mereka terhindar dari standar ukuran satuan infanteri pada umumnya (misalnya Brigade). Dengan satuan ini, Kopassus dapat fleksibel dalam menentukan jumlah personel, bisa lebih banyak dari ukuran brigade (sekitar 5000 personel), atau lebih sedikit.
Secara garis besar satuan dalam Kopassus dibagi dalam lima Grup, yaitu:
Kecuali Pusdikpassus, yang berfungsi sebagai pusat pendidikan, Grup-Grup lain memiliki fungsi operasional (tempur). Dengan demikian struktur Pusdikpassus berbeda dengan Grup-Grup lainnya. Masing-masing Grup (kecuali Pusdikpassus), dibagi lagi dalam batalyon, misalnya: Yon 11, 12 dan 13 (dari Grup 1), Yon 21, 22 dan 23 (dari Grup 2), Yon aksus, Yon ban (Sat-81).
Karena Kopassus merupakan pasukan khusus, maka dalam melaksanakan operasi tempur, jumlah personel yang terlibat relatif sedikit, tidak sebanyak jumlah personel infanteri biasa, dengan kata lain tidak menggunakan ukuran konvensional mulai dari peleton hingga batalyon. Kopassus jarang sekali (mungkin tidak pernah) melakukan operasi dengan melibatkan kekuatan satu batalyon sekaligus.






 

Baret Dalam Kestuan TNI-AD

Dalam post yang satu ini, admin mau ngepost tentang baret yang ada dalam tubuh TNI...banyak sekali warna baret yang ada dalam TNI, dan penggunaannya juga bermacam-macam....kita ulas inti dari post yang satu ini..

1. Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS)

Warna merah dengan Lambang Tribhuana Chandraca Satya Dharma

2. Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (KOSTRAD)

Warna hijau dengan lambang Cakra Sapta Agni (Tontaipur dan Yonif Linud, menggunakan wing)

3. Infanteri
 
Warna hijau dengan lambang Pussenif (kecuali di bebrapa kesatuan / brigade, menggunakan lambang masing-masing, conton Brigif 15 / Kujang, dengan lambang Kujang)

4. Kavaleri

Warna hitam dengan lambang Pussenkav

5. Artileri Pertahanan Udara (ARHANUD)

Warna coklat muda dengan lambang Pussenarhanud

6. Artileri Medan (ARMED)

baret coklat muda dengan warna Pussenarmed

7. Direktorat Zeni Angkatan Darat (DITZIAD)

Warna abu-abu dengan lambang Ditziad

8. Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (DITHUBAD)

Warna hijau dengan lambang (Dithubad)

9. Polisi Militer Angkatan Darat (POM AD)

Warna biru muda dengan lambang POM AD

10. Direktorat Pembekalan Angkutan (DITBEKANG)

Warna biru tua dengan lambang Ditbekang

11. Penerbang Angkatan Darat (PENERBAD)

Warna merah marun dengan lambang Penerbad / Kuda bersayap

12. Raider AD

Warna hijau dengan lambang Yon Raider dengan wing mobil udara (Mobud)

*Note: Jenderal berbintang satu - empat, harus menambahkan bintang nya disamping kanan lambang baret, bintang lima, disimpan di samping kanan secara melingkar.

Mengapa Pramuka, dan Resimen Mahasiswa (menwa) menekuk baretnya ke kanan seperti TNI? pada sejarahnya, Pramuka dulu menjadi pasukan cadangan atau pasukan lapis dua TNI, sedangkan menwa, dulu sering mengikuti operasi militer seperti di Timor-timur, dan Aceh...sedangkan baret yang tekukannya ke kiri yaitu Polisi militer, dan Polri...yaitu tugas nya menghakimi oknum masyarakat atau oknum TNI yang berbuat diluar ketentuan...Tetapi Pramuka dan Menwa tidak lagi dilibatkan dalam operasi militer, tetapi banyak yang masih bisa mendapat pendidikan militer, seperti survival, SAR, dan lain-lain..

Bagaimana dengan ormas yang memakai baret dengan lekukan yang sama dengan TNI dan loreng yang sama?? Hanya mereka yang tahu..

Siapakah Pasukan Dalam Tubuh TNI Yang Tertua?

Kali ini admin mau ngepost tentang pasukan khusus tertua yang ada dalam tubuh TNI? mungkin ada banyak yang bertanya tentang hal ini, dan mungkin banyak juga yang ga peduli...tapi banyak yang salah kaprah, atau banyak yang hanya asal nyebut aja...langsung aja ke pokok bahasan, check it out!!!

banyak sekali pasukan dalam tubuh TNI, maupun AD, AL, dan AU...bahkan disebut-sebut, TNI kita memiliki pasukan khusus terbanyak di dunia..dari mulai Tontaipur, Raider, Kopassus dalam tubuh AD...Taifib, Marinir, Rupanpur, Kopaska dalam tubuh AL...Paskhas dalam tubuh AU..itu baru sebagian saja...coba kita ulas satu-satu..Kopassus didirikan tanggal 16-April-1952, Marinir 15-November-1945, Paskhas 17-Oktober-1947...mereka semu masih tergolong usia muda sebenarnya...dan siapakah yang tertua? yaitu Direktorat Zeni Angkatan Darat atau "Ditziad"....pasti banyak yang bertanya siapakah pasukan ini, apa fungsi nya dalam tubuh TNI, dan kapan didirikannya....Ditziad merupakan salah satu badan pelaksana pusat atau balakpus di tingkat angkatan darat yang bertugas pokok membina dan menyelenggarakan fungsi Zeni dan Nubika TNI AD dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI AD. Zeni sebagai salah satu kecabangan di dalam TNI AD mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi teknis militer Zeni, baik di daerah pertempuran maupun daerah pangkalan, sehingga Satuan Zeni AD dapat diklasifikasikan sebagai satuan bantuan tempur dan satuan bantuan administrasi.
Zeni sendiri berasal dari bahasa belanda "genie" yang berarti pandai... Ditziad ikut berperan dalam pertempuran-pertempuran saat merebut Kemerdekaan Republik Indonesia, mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 saat agresi Belanda I dan II, dan penumpasan pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.
Pusdikzi TNI-AD SEJARAH SINGKAT. Berfungsi sebagai Penyelenggara pendidikan Zeni AD sudah memulai kiprahnya sejak tahun 1945 ( termasuk merupakan Korps tertua di jajaran TNI AD ), dengan dimulainya Sekolah Genie di Batujajar pada tanggal 2 Nopember 1945 oleh Achdiyat Soeparmadi. Sekolah Genie ini menggunakan pelatih dari eks sersan - sersan KNIL, adalah Kapten Adam untuk membentuk Batalyon Genie Pionir dengan para pelatih dan Siswa sebagai tenaga intinya. Sayang, akibat eskalasi peperangan semakin meningkat mengakibatkan situasi dan kondisi daerah tidak memungkinkan untuk mengembangkan Sekolah Genie tersebut, akhirnya sekolah Genie ini cuma berumur singkat. Kemudian pada tanggal 23 Februari 1946 didirikan Sekolah Kader Genie di Kleco,Surakarta mendidik 100 Siswa terdiri dari 10 orang Perwira, 32 Bintara dan 58 Tamtama. Kemudian Sekolah Kader Genie ini disempurnakan dan diubah namanya menjadi Sekolah Dasar Genie. Pada tanggal 15 April 1950 berlangsung serah terima antara Depot Genie Troepen KNIL kepada TNI AD, yang selanjutnya tanggal tersebut dijadikan " Hari jadi Pusdikzi " berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. 263. KSAD/ KPTS/ 1954 tanggal 27 september 1954. Kemudian berganti nama menjadi Depot Pasukan Genie dibawah Pimpinan Mayor Suratin Purwowikarto. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan organisasi TNI AD, maka melalui proses yang sangat panjang dari hari kelahirannya sampai sekarang, Pertumbuhan dan perkembangan Pusat Pendidikan Zeni tidak terlepas dari prakarsa para pejabat Komandan Pusdikzi yang telah mencurahkan fikiran, tenaga dan waktunya untuk kemajuan Pusdikzi dari masa ke masa. Bangunan Pusdikzi adalah merupakan peninggalan penjajah Belanda, yang terdiri dari gedung - gedung bergaya arsitektur Barat/ Eropa (art deco), dibangun pemerintah belanda sekitar tahun 1745 dan sampai sekarang diperkirakan berumur lebih dar 2,5 Abad. Maksud pemerintah Belanda membangun gedung ini adalah untuk menampung Pasukan Pengawal gedung Pemerintah ( Buitenzorg )sekarang Istana Bogor. gedung tersebut dipakai oleh pemerintah Belanda sampai Tahun 1942 dan setelah Jepang menyerah kalah terhadap sekutu pada akhir Perang Dunia II (1945) gedung tersebut diambil alih oleh Depot Genie Troepen ( KNIL ) semacam Pusat Pendidikan Zeni pasukan kolonial Belanda.
Pada saat Jepang berkuasa di Indonesia, Jepang mempergunakan gedung ini untuk mendidik prajurit - prajurit PETA. Adapun Perwira - Perwira lulusan Pendidikan Perwira PETA Bogor pernah menduduki jabatan penting di Pemerintahan antara lain :
-Jenderal Besar Sudirman ( Panglima APRI ), Jendral besar Soeharto ( Mantan Presiden RI ke 2 ), Jend. Anm Ahmad Yani ( Mantan Menteri/ Pangad ), Soepriyadi ( Mantan Menhankam Kabinaet I in absentia ), Jendral Basuki Rahmat ( Mantan Mendagri ), Bambang Soepeno ( Mantan KASAD ), Letjend Sarwo Edhie Wibowo ( Mantan Komandan Kopassus ), Jendral Umar Wirahadi Kusumah ( Mantan Wapres ), Jendral Soemitro ( Mantan Pangkopkamtib ), Jendral Poniman ( Mantan Menhankam ), Letjend Kemal Idris, Letjend Suparjo Rustam, Letjend GPH Djatikoesoemo ( Mantan KASAD, sesepuh Zeni, pejuang kemerdekaan, putra ke-23 dari Susuhunan Pakubuwono X Surakarta )dll. Sedangkan Jendral Try Soetrisno ( mantan Wapres ) merupakan lulusan setelah era PETA.
Dan ada lagi satu batalyon Zeni yang terdapat di kota Bandung, yakni batalyon zeni tempur 9/1 kostrad (yonzipur 9/1 kostrad), sebuah yon zeni tetapi dibawah organik Kostrad dan berbaret hijau kostrad, bukan baret abu-abu zeni..lokasinya di Ujung Berung.